Rinjani 2 - Tanpa Porter Kita Bisa
8:30:00 AMPagi di Sembalun |
Setelah semalam bergelimpangan diatas rumah panggung sembilan meter persegi, pagi buta kamipun harus segera bangun. Saya segera bangun pagi itu, takut kalau persediaan air untuk buang air dan mandi habis. Saat membuka pintu, dinginnya Sembalun langsung merasuk kedalam sweater yang saya pakai. Karena tak bisa menahan lagi, saya langsung beranjak ke kamar mandi dengan bantuan headlamp sebagai penerang jalan. Setelah lega buang hajat, saya pun mengambil air wudhu yang tentu saja sangat dingin. Mungkin berkisar 18 derajat Celcius. Segera saya tuntaskan wudhu dan sholat shubuh diatas tanah kosong dengan matras yang Yoga yang saya bawa dari rumah.
Satu persatu teman saya langsung beranjak dari tidurnya dan mengantri ke kamar mandi untuk buang air sekalian mengambil wudhu dan sholat. Setelah semua selesai menunaikan aktifitas paginya barulah kami berkemas untuk kemudian berkumpul didepan sambil menikmati Sunrise.
Tadi malam kami hanya bisa melihat hitam, dan perlahan mataharipun muncul dan pemandangan hitampun berganti menjadi menakjubkan. Gunung rinjani dan jajaran gunung lain menghiasi langit dan dihiasi oleh bunga-bunga serta disinari oleh cerahnya matahari pagi.
Kelompok Porter Rinjani |
Beberapa orang terlihat sedang menenteng Carier mereka menuju Rinjani. Ada pula yang bertengger di mobil bak terbuka, dan tak jarang para porter dengan bawaan super banyak terlihat lalu lalang dengan kecepatan yang mencengangkan.
Dua jam kita menunggu untuk berangkat namun tidak ada tanda-tanda kedatanan porter. Bayu, ketua rombongan ini mencoba menenangkan kami bahwa porter sebentar lagi akan datang. Waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi. Kita telah berencana berangkat pukul 7 pagi, namun hingga saat ini tidak ada satu porterpun yang datang. Akhirnya Adit pun bertindak, dia langsung bertanya pada kelompok lain, yang sedari kemarin bersama kami. Kelompok yang terdiri dari netter Kaskus itu rupanya juga kebingungan sama seperti kita.
Akhirnya pukul 10 pagi, kita putuskan untuk tidak memakai jasa porter. Lantaran porter yang telah kita booking sebelumnya telah diambil orang. Maklum pendakian pada saat itu sangat padat, tak heran porterpun bisa berpaling.
Segeralah kita mengurangi beberapa barang bawaan dan membaginya ke masing-masing orang. Kemudian kami diantar menuju gerbang dengan menggunakan pick up bak terbuka yang diisi 12 orang, 3 didepan termasuk supir dan 10 orang sisanya dibelakang berdesakan sambil membawa barang bawaan yang seabreg.
Sepuluh menit kemudian, kami sampai di Gerbang Sembalun, tempat kami memulai petualangan. Segeralah kami menurunkan bawaan, membawa carier, logistik dan lain-lain. Kemudian kami sempatkan untuk berdoa agar kesehatan dan keselamatan selalu menyertai kita.
Tidak lebih dari 10 menit berjalan kamipun sudah dihadapkan dengan tanjakan yang amat menguras tenaga. Dan kita harus berjalan selama 4 jam lagi untuk sampai ke pos 1. Beberapa kali kami berhenti untuk sekedar minum dan mengambil foto.
Sekitar pukul 3 sore, kamipun akhirnya sampai di Pos 1. Saya beristirahat sebentar dan meneruskan perjalanan. Saya memutuskan berpisah dengan rombongan dan membawa 2 tenda bersama saya.
Sebenarnya berat meninggalkan rombongan, namun saya akan lebih lelah saat saya banyak beristirahat, sekitar 1 jam saya berjalan sendirian dengan membawa 2 buah tenda yang saya sematkan di tas saya.
Diperjalanan saya bertemu dengan Adit. Adit pun memutuskan untuk berpisah dengan rombongan lantaran dia juga merasakan hal yang sama, yaitu merasa cepat lelah ketika sering berhenti.
Pukul 4 sore saya dan Adit sampai di Pos 2. Kami segera beristirahat sembari menunggu yang lain. Kami sempatkan untuk sholat dan meluruskan kaki. Sejam kami menunggu namun tanda-tanda kedatangan teman kami pun tak ada. Bayu berpesan pada kami bahwa, kita harus sampai di Pos 3 hari itu juga.
Segeralah kita mengurangi beberapa barang bawaan dan membaginya ke masing-masing orang. Kemudian kami diantar menuju gerbang dengan menggunakan pick up bak terbuka yang diisi 12 orang, 3 didepan termasuk supir dan 10 orang sisanya dibelakang berdesakan sambil membawa barang bawaan yang seabreg.
Sepuluh menit kemudian, kami sampai di Gerbang Sembalun, tempat kami memulai petualangan. Segeralah kami menurunkan bawaan, membawa carier, logistik dan lain-lain. Kemudian kami sempatkan untuk berdoa agar kesehatan dan keselamatan selalu menyertai kita.
Tidak lebih dari 10 menit berjalan kamipun sudah dihadapkan dengan tanjakan yang amat menguras tenaga. Dan kita harus berjalan selama 4 jam lagi untuk sampai ke pos 1. Beberapa kali kami berhenti untuk sekedar minum dan mengambil foto.
Pemandangan menuju Pos 2 |
Sebenarnya berat meninggalkan rombongan, namun saya akan lebih lelah saat saya banyak beristirahat, sekitar 1 jam saya berjalan sendirian dengan membawa 2 buah tenda yang saya sematkan di tas saya.
Diperjalanan saya bertemu dengan Adit. Adit pun memutuskan untuk berpisah dengan rombongan lantaran dia juga merasakan hal yang sama, yaitu merasa cepat lelah ketika sering berhenti.
Pukul 4 sore saya dan Adit sampai di Pos 2. Kami segera beristirahat sembari menunggu yang lain. Kami sempatkan untuk sholat dan meluruskan kaki. Sejam kami menunggu namun tanda-tanda kedatangan teman kami pun tak ada. Bayu berpesan pada kami bahwa, kita harus sampai di Pos 3 hari itu juga.
Kami menunggu setengah jam lagi. Aditpun punya ide untuk langsung ke Pos 3 dan mendirikan tenda sehingga nanti ketika mereka datang, tenda sudah siap dan mereka tinggal beristirahat, toh sudah ada 2 tenda di tangan saya.
Kamipun beranjak ke Pos 3 dan menitipkan pesan kepada salah seorang pendaki yang juga sedang menunggu temannya untuk menyampaikan pada rombongan kami bahwa kami sudah ke Pos 3 duluan untuk booking tempat.
Setelah 10 menit berjalan, kaut tebal pun menutupi jalan kami. Sekumpulan porter menyarankan untuk kembali dan bermalam di Pos 2, karena cuaca yang sepertinya akan hujan dan juga jarak Pos 2 dan Pos 3 yang amat jauh. Kami pun turun kembali dengan pertimbangan kemampuan teman-teman yang lain untuk mencapai Pos 3. Kamipun turun kembali di Pos 2.
Pukul 6 sore akhirnya merekapun datang. Dengan wajah masam, mereka datang dan jelaslah wajah marah dimurkakan kepada kami berdua lantaran telah meninggalkan mereka Saya pun minta maaf dan menyarankan untuk menginap di Pos2 saja, karena perjalanan ke Pos 3 masih jauh dan hari sudah gelap. Mereka pun diam, saya jadi serba salah. Mereka mengambil air sementara yang lain membagikan logistik merata kepada semua orang.
Akhirnya pukul 7 malam, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 3 atas instruksi Bayu, sang Ketua. Dengan Headlamp yang tersemat di masing-masing dahi, kamipun berjalan perlahan menyusuri jalan setapak menuju Pos 3.
Lima menit kemudian Ivana dan Ricky mengeluh kakinya kram dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Kami pun mengurusi mereka selama hampir sepuluh menit. Setelah dipijat dan peregangan otot akhirnya merekapun kuat melanjutkan perjalanan. Sepuluh menit kemudian, mereka kembali mengeluh kakinya kram. Kamipun istirahat sejenak. Sekitar 20 menit kemudian terlihat cahaya lampu dan beberapa kemah. Mungkinkah kita sampai di Pos 3 ternyata tidak, kita masih di antara Pos 2 dan Pos 3. Yang lain mengeluh kram dan lelah. Kami pun memutuskan untuk mendirikan kemah di tempat tersebut bersama beberapa pendaki yang lain.
Kita harus membersihkan ilalang dan mendirikan tenda. Setelah sejam, akhirnya tenda sudah berdiri dan kita bisa bersiap untuk tidur. Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Namun kami telah membuktikan di hari kedua ini kami bisa sampai disini walaupun tanpa bantuan porter.
Kamipun beranjak ke Pos 3 dan menitipkan pesan kepada salah seorang pendaki yang juga sedang menunggu temannya untuk menyampaikan pada rombongan kami bahwa kami sudah ke Pos 3 duluan untuk booking tempat.
Setelah 10 menit berjalan, kaut tebal pun menutupi jalan kami. Sekumpulan porter menyarankan untuk kembali dan bermalam di Pos 2, karena cuaca yang sepertinya akan hujan dan juga jarak Pos 2 dan Pos 3 yang amat jauh. Kami pun turun kembali dengan pertimbangan kemampuan teman-teman yang lain untuk mencapai Pos 3. Kamipun turun kembali di Pos 2.
Pemandangan menuju Pos 3 |
Akhirnya pukul 7 malam, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 3 atas instruksi Bayu, sang Ketua. Dengan Headlamp yang tersemat di masing-masing dahi, kamipun berjalan perlahan menyusuri jalan setapak menuju Pos 3.
Lima menit kemudian Ivana dan Ricky mengeluh kakinya kram dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Kami pun mengurusi mereka selama hampir sepuluh menit. Setelah dipijat dan peregangan otot akhirnya merekapun kuat melanjutkan perjalanan. Sepuluh menit kemudian, mereka kembali mengeluh kakinya kram. Kamipun istirahat sejenak. Sekitar 20 menit kemudian terlihat cahaya lampu dan beberapa kemah. Mungkinkah kita sampai di Pos 3 ternyata tidak, kita masih di antara Pos 2 dan Pos 3. Yang lain mengeluh kram dan lelah. Kami pun memutuskan untuk mendirikan kemah di tempat tersebut bersama beberapa pendaki yang lain.
Kita harus membersihkan ilalang dan mendirikan tenda. Setelah sejam, akhirnya tenda sudah berdiri dan kita bisa bersiap untuk tidur. Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Namun kami telah membuktikan di hari kedua ini kami bisa sampai disini walaupun tanpa bantuan porter.
0 komentar