Menjajaki peradaban beradab di China

8:20:00 PM

 Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China.”

اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّين

Temple of Heaven
Pepatah arab itu telah menandakan bahwa di China mempunyai peradaban maju, dan karna itulah kita dianjurkan untuk kesana menuntut ilmu. Agaknya hal ini telah saya amini ketika saya memijakkan kedua tapak kaki saya di Beijing. Setelah menempuh perjalanan panjang dari Singapura ke Beijing, Tibalah saya di negeri Panda ini. Malam yang dingin dan gelap menyambut kedatangan saya.


Hotel kecil dekat bandara menjadi peraduan saya, setelah lelah menekuk kaki di pesawat. Kelopak mata ini seakan tak mau bertemu satu sama lain. Akhirnya hampir subuh, barulah kedua mata ini bisa terpejam. Hanya 3 jam saya terpejam, segera saya mandi berkemas untuk menjelajah daratan China ini. Walaupun kabut menyelimuti setiap penjuru kota, namun semangat tetap menyelimuti langkah saya. Setelah sebulan menyelami internet, mencari dan mencari literatur ternyata itu semua sepadan. Saya tak mendapat kesulitan mendalam menjelajah negara ini. 
"Hey Sir, Can you speak English" selorohku ke seorang penumpang Subway berwajah bule didepanku. "Of course I'm American". " So, Whats your plan, wanna sightseing. Can I join?" Intinya di percakapan ini saya berusaha agar bisa telusur beijing bersama, karna saya melihat secarik peta di tangannya. Setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya Kevin pun setuju untuk pergi bersama. 

Temple of Heaven Dibangun pada abad 15 M tepatnya dimulai tahun 1420 M dan dibuat di atas lahan seluas 2.700 KM² 

Menara tinggi nan indah dan menjulang menjadi destinasi pembuka kami. Kuil Surga, itulah sebutan untuk tempat ini
Penuh sesak dengan para lansia aktif yang sedang berolahraga, berjudi, atau hanya sekedar bencengkrama serta berdansa bersama itulah pemandangan yang anda dapati ketika singgah di tempat ini. Setelah puas mengabadikan gambar, segera kami beranjak ke tempat selanjutnya. 

Forbidden City, sering disebut juga dengan "Istana Terlarang", terletak persis di tengah-tengah kota kuno Beijing, merupakan istana kerajaan selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing

 Patung Singa Penjaga di Gerbang Tian'anmen
Kota Terlarang, mendengarnya saja sudah bermacam pertanyaan, apa ini sebuah tempat yang "terlarang". Benar saja, rupanya ini adalah Istana Raja, yang dulunya tidak bisa disentuh atau dimasukki sembarang orang. Bangunan megah ini sudah dibangun pada 1406. Rupanya masyarakat China sudah memiliki teknologi yang mumpuni dan jiwa seni yang tinggi sehingga pepatah Arab di awal halaman itupun kiranya sangat pantas dilontarkan. Masuk kedalam area ini, kita seakan dibawa kembali ke era kerajaan China kuno. Betapa tidak, seluruh bangunan ditata epic dan oriental. "I feel I can do Kungfu here" Seloroh Kevin. Tentu saja kita serasa bisa kungfu, suasana bangunan disini sangat identik dengan film Kungfu China.

Setelah puas menikmati Forbidden city, saya pun berpisah dengan Kevin. Segera setelah itu saya melanjutkan perjalanan ke destinasi lain. Selanjutnya saya beranjak sendiri ke sebuah museum dekat Forbidden City. Berbekal Peta yang diberikan Kevin pada saya sebelum berpisah saya mencari tempat tersebut

Disana, seni modern bercampur dengan budaya kuno. 
Hanya sekejap saya singgah disini. Selera seni saya tidak mampu mencermati lukisan yang ada disana. Karena masih siang, saya pun lanjut ke destinasi selanjutnya, sekarang saya ingin melihat Panda.

Beijing Zoo
Beijing Zoo adalah kebun binatang tertua didunia. Dibangun pada tahun 1906 , kebun binatang ini ternyata ramai dikunjungi. Langsung saja saya masuk dan mencari yang saya incar sejak tadi, betapa terbelalak mata saya, dan tercengang jiwa saya ketika merasakan suasana di dalam Beijing Zoo. "Batu Secrer Zoo lebih keren ternyata" gumam saya dalam hati. Dengan jurus seribu langkah tibalah saya di kandang panda, sosok yang digambarkan putih hitam bersih, ternyata hanya coklat lumpur bercampur bau pesing. Sungguh saya menyesal mengunjungi tempat ini.

Penyesalan saya pun segera saya redam dan beranjak ke Summer Palace. Istana musim panas yang dulunya untuk kaisar, sekarang menjadi objek wisata menakjubkan.
Di sebuah bukit yang tinggi, terdapat persinggahan unik, religius, dan oriental seperti ini, membuat saya semakin takjub dengan bangsa China. Setelah bersafari di Istana Musim Panas, saya segera ke Bird Nest Stadium, stadium kebanggaan masyarakat China

Bird Nest Stadium
Tepat disebelahnya ada sebuah Aquatic Stadium berdesain seperti sebuah aquarium busa besar berwarna biru

Terpuaskan sudah hasrat saya menjelajahi Beijing seharian. Walaupun tidak semua objek saya datangi, namun setidaknya pengetahuan yang saya dapatkan sangatlah berlimpah (Beijing - China, 16 Juni 2013)

Tips :
Transportasi
Transportasi masal di Beijing sudah sangat memadai. Seluruh tempat pariwisata sudah tercover oleh Subway. Tiket subway hanya 2 RMB atau IDR 3400. Tiket berlaku untuk jauh dekat.
Agar tidak tersesat, gunakan smartphone anda untuk navigasi. Banyak aplikasi gratis untuk subway, maupun map di smartphone. 
Karna kebanyakan orang cina tidak mengerti bahasa Inggris maka manfaatkanlah smartphone anda untuk menunjukkan foto destinasi yang ingin dikunjungi. Dengan bahasa seadanya penduduk asli cina akan mencoba menolong anda.

Budget
Untuk anda yang berbudget minim seperti saya, jangan khawatir. Anda hanya perlu masuk ke kawasan Wisata penting saja, Forbidden City, Summer Palace, dan Temple of Heaven. Di Beijing masuk museum tidak perlu membayar admision fee. 
Gunakan transportasi massal semisal subway atau bus, jangan gunakan taxi, karena semua tempat wisata sudah tercover subway.
Ambillah uang di ATM di Cina, nilai tukarnya bersaing.
Berjalan kakilah sebisa mungkin, Beijing sangat cocok untuk pejalan kaki, trotoar disana besar sekali.

Outfit
Di Beijing punya 4 musim. Lihatlah perkiraan cuaca sebelum anda berpetualang.
Beijing mempunyai tingkat polusi tinggi, ada baiknya menggunakan masker ketika keluar ruangan. 

Makanan
Jika anda muslim seperti saya, pastinya anda juga was-was dengan makanan halal di Beijing. 
Makanan halal tersebar di Beijing, namun harganya cukup mahal, untuk menyiasatinya, saya cukup membeli buah dan air mineral. Nasi putihpun juga cukup.

Akomodasi
Hotel di Beijing tidak terlalu mahal, saya tinggal di Guo Bin Hotel, hotel bintang 3 ditengah kota dengan harga 300ribu rupiah per malam. Sebaiknya jangan go show ketika di Beijing, karna jika anda tidak bisa membaca tulisan cina, anda tidak akan bisa membedakan hotel dan panti pijat.

Lain-lain
Kamera sangat penting saat bepergian. Jika anda ingin meminta orang memotret anda, baiknya memilih orang yang sedang berpacaran, atau petugas keamanan. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan
Ambilah peta pariwisata di bandara, itu sangat membantu, jangan lupa dengan versi inggris, karena anda akan bingung seperti saya, karena salah ambil versi original.

You Might Also Like

0 komentar